Bertempat di ruang data Makodim 0823/ Situbondo Jl.PB.Sudirman No. 32 Kelurahan Patokan Kec/Kab. Situbondo telah dilaksanakan virtual meeting Rakornas Penanggulangan Bencana tahun 2022 oleh BNPB dengan tema Meningkatkan Kolaborasi dan Integrasi dalam mewujudkan ketangguhan bangsa menghadapi bencana.
Dalam virtual meeting diawali dengan sambutan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo yang intinya, "Indonesia termasuk dari 35 negara rawan bencana dengan kerugian yang sangat besar. Untuk itu BNPB harus selalu siaga, antisipatif, responsif dan adaptif karena bencana itu datangnya tidak terduga secara tiba-tiba yang tidak terbayangkan sebelumnya. Ketidakterdugaan itu harus kita tangani untuk memperkecil resiko bagi masyarakat bangsa dan negara."
Orientasi pada pencegahan harus diutamakan. Kita tahu beberapa jenis bencana seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi memang tidak bisa dicegah sebelumnya tetapi banyak jenis bencana yang bisa dikurangi dampaknya yang bisa dicegah seperti banjir bisa dicegah dengan penghijauan maupun penanaman vegetasi. Longsor juga bisa dicegah dibeberapa daerah. Hal ini banyak terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi. Untuk itu agar penanaman lebih digalakkan, pelestarian lingkungan, bendungan, pendalaman sungai dan saluran air dan lain-lainnya ini harus dilakukan secara sinergis antara BNPB dengan kementerian lembaga terkait termasuk Pemda dan masyarakat.
Infrastruktur untuk mengurangi resiko bencana harus terus ditingkatkan, lakukan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat.
Atasi penghantar ombak tsunami karena kita tahu perubahan iklim dunia nanti arahnya akan semakin mengerikan.Tingkatkan penanaman mangrove di pantai dengan berasosiasi dengan palung laut dan kelapa harus banyak di tanam di daerah pesisir pantai yang banyak bencana tsunami ataupun terus ditambah jalur evakuasi serta siagakan instrumen-instrumen peringatan dini dan cek secara rutin tentang kelayakan alat tersebut.
BNPB ikut terlibat dan mengingatkan kementerian lembaga terkait untuk menjalankan tugas analis karena hal ini menyangkut keselamatan rakyat. Harus lebih aktif lagi mengajak seluruh aparat pemerintah pusat maupun daerah agar semua program pembangunan harus berorientasi pada tangguh bencana atau dalam memberikan perizinan pembangunan dengan memperhatikan dampak dari bencana.
Bangun sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan terutama di daerah-daerah rawan bencana dan tingkatkan edukasi mulai sejak dini dari setiap individu, keluarga, komunitas, sekolah sampai lingkungan masyarakat. Lakukan latihan simulasi setiap saat, jangan menunggu sampai datang bencana. Agenda besar Indonesia tangguh bencana ini harus dilakukan oleh semua komponen pemerintah dan semua komponen bangsa. Kekuatan dan potensi-potensi yang ada dimasyarakat kita wujudkan bangsa yang tangguh terhadap bencana.
(Pen/23)
0 Komentar